BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Papua New Guinea atau Papua Nugini adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Provinsi Papua di sebelah barat. Benua Australia di sebelah selatan dan negara-negara Oceania berbatasan di sebelah selatan, timur dan utara. Ibu kotanya, dan salah satu kota terbesarnya, adalahPort Moresby. Manusia yang pertama menetap di Papua Nugini diduga dimulai telah ada sejak 50.000 tahun yang lalu. Penduduk kuno ini mungkin berasal dari Asia Tenggara, sementara mereka yang berasal dari Afrika telah hadir sejak 50.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Orang Barat hanya sedikit mengetahui pulau ini hingga abad ke-19, meskipun para saudagar dari Asia Tenggara telah mengunjungi Pulau Papua sejak 5.000 tahun lalu untuk mengoleksi bulu dan rambut Cendrawasih dan para penjelajah berkebangsaan Spanyol dan Portugis telah menemukannya pada abad ke-16 (tahun 1526 dan 1527 oleh Jorge de Menezes). Nama negara ini yang memberikan kesan ganda yang dihasilkan dari sejarah administratifnya yang kompleks sebelum kemerdekaan. Kata Papua diturunkan dari pepuah kata dari bahasa Melayu yang menggambarkan rambut orang Melanesia yang keriting, dan “New Guinea” (Nueva Guinea) adalah nama yang digulirkan oleh penjelajah dari Imperium Spanyol, Ynigo Ortiz de Retez, yang pada tahun 1545 mencatat kemiripan orang-orang Papua dibandingkan dengan orang-orang yang pernah dilihatnya di sepanjang pesisir Guinea, Afrika.

Dalam perjalananya saat mengalami masa kolonial pulau ini dibagi dua yaitu bagian utara negara ini dikuasai Jerman pada tahun 1884 sebagai Nugini Jerman. Selama Perang Dunia I, wilayah itu diduduki Australia, yang telah mulai memerintah Nugini Britania, yaitu bagian Selatan, dengan mengembalikan nama semulanya menjadi Papua pada tahun 1904.

Setelah Perang Dunia I, Australia diberi mandat untuk memerintah bekas Nugini Jerman oleh Liga Bangsa-Bangsa. Sebaliknya, Papua dianggap sebagai Wilayah Eksternal Persemakmuran Australia, meskipun secara hukum masih milik Britania, sebuah isu yang penting bagi sistem hukum negara itu pasca-kemerdekaan 1975. Perbedaan dalam status hukum memberikan arti bahwa Papua dan New Guinea memiliki pemerintah yang sepenuhnya terpisah, yang kedua-duanya dikendalikan oleh Australia. Kemerdekaan tanpa peperangan dari Australia, kekuatan metropolitan de facto, muncul pada 16 September 1975, dan tetap bertalian dekat (Australia masih menjadi penyumbang bantuan dipihak terbesar bagi Papua Nugini).

 

  1. RUMUSAN MASALAH
  2. Bagaimanakah profil negara Papua Nugini ?
  3. Bagaimanakah kondisi Papua Nugini ketika dibawah administrasi Inggris ?
  4. Bagaiamanakah kondisi Papua Nugini setelah merdeka dan lepas dari cengkeraman Inggris ?
  5. Bagaimanakah keadaan Papua Nugini saat ini ?

 

  1. TUJUAN PENULISAN
  2. Mengetahui dan menjelaskan profil negara papua Nugini.
  3. Mengetahui dan menjelaskan kondisi Papua Nugini ketika dibawah administrasi Inggris.
  4. Mengetahui dan menjelaskan kondisi Papua Nugini setelah merdeka dan lepas dari cengkeraman Inggris.
  5. Mengetahui dan menjelaskan keadaan Papua Nugini saat ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. PROFIL NEGARA PAPUA NEW GUINEA

Papua Nugini atau Papua Guinea Baru adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Provinsi Papua(Indonesia) di sebelah barat. BenuaAustralia di sebelah selatan dan negara-negara Oceania berbatasan di sebelah selatan, timur, dan utara. Ibu kotanya, dan salah satu kota terbesarnya, adalah Port Moresby. Papua Nugini adalah salah satu negara yang paling bhinneka di Bumi, dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli dan sekurang-kurangnya sama banyaknya dengan komunitas-komunitas kecil yang dimiliki, dengan populasi yang tidak lebih dari 6 juta jiwa. Papua Nugini juga salah satu negara yang paling luas wilayah perkampungannya, dengan hanya 18% penduduknya menetap di pusat-pusat perkotaan. Negara ini adalah salah satu negara yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis, dan banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemukan diduga ada di pedalaman Papua Nugini.

Sebagian besar penduduk menetap di dalam masyarakat tradisional dan menjalankan sistem pertanian sederhana yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Masyarakat dan marga ini memiliki beberapa pengakuan tersirat di dalam kerangka undang-undang dasar negara Papua Nugini. Undang-Undang Dasar Papua Nugini (Pembukaan 5(4)) menyatakan harapan bagi kampung dan komunitas tradisional untuk tetap menjadi satuan kemasyarakatan yang lestari di Papua Nugini, dan untuk langkah-langkah aktif yang diambil untuk melestarikannya. Dewan Perwakilan Rakyat Papua Nugini telah memberlakukan beberapa undang-undang di mana sejenis “Tanah Ulayat” diakui, artinya bahwa tanah-tanah tradisional pribumi memiliki beberapa landasan hukum untuk memproteksi diri dari campur tangan kaum pendatang yang bertindak berlebihan. Tanah ulayat ini disebutkan melingkupi sebagian besar tanah yang dapat digunakan di negara ini (sekitar 97% seluruh daratan); tanah yang dapat diolah oleh kaum pendatang bisa saja berupa milik perseorangan di bawah syarat pinjaman dari negara atau tanah milik pemerintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Geografi negara Papua Nugini beragam dan di beberapa tempat sangat kasar. Sebuah barisan pegunungan memanjang di Pulau Papua, membentuk daerah dataran tinggiyang padat penduduk. Hutan hujan yang padat dapat ditemukan di dataran rendah dan daerah pantai. Rupa bumi yang sedemikian telah membuatnya menjadi sulit bagi pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur transportasi. Di beberapa daerah, pesawat terbang adalah satu-satunya modus transportasi. Setelah diperintah oleh tiga kekuatan asing sejak 1884, Papua Nuginimerdeka dari Australia pada tahun 1975. Kini Papua Nugini masih menjadi bagian dari dunia persemakmuran. Banyak penduduk hidup dalam kemiskinan yang cukup buruk, sekitar sepertiga dari penduduk hidup dengan kurang dari US$ 1,25 per hari.

Papua Nugini adalah anggota Negara-Negara Persemakmuran, dan Ratu Elizabeth II adalah kepala negaranya. Sudah diharapkan oleh konvensi konstitusional, yang menyiapkan rancangan konstitusi, dan oleh Australia, bahwa Papua Nugini akan memilih untuk tidak mempertahankan hubungan dengan monarki Inggris. Bagaimanapun, para pendirinya menganggap bahwa kaum terhormat kerajaan menganggap bahwa negara yang baru merdeka tidak akan mampu berbicara dengan murni melalui sistem kerajaan pribumi – sehingga sistem monarki Inggris dipertahankan. Sang Ratu diwakili oleh Gubernur Jenderal Papua Nugini, saat ini Paulias Matane. Papua Nugini dan Kepulauan Solomon adalah dua entitas negara yang tidak biasa di antara Negara-Negara Persemakmuran, yakni bahwa Gubernur Jenderal secara efektif dipilih oleh badan legislatif bukan oleh cabang eksekutif, seperti di beberapa negara demokrasi parlementer.

Dan kemudian sistem pemerintahannya bersifat Parlementer, Kekuasaan eksekutif sebenarnya terletak pada Perdana Menteri, yang mengepalai kabinet. Perdana Menteri saat ini adalah Sir Michael Somare. Parlemen nasional yang tunggal memiliki 109 kursi, 20 di antaranya ditempati oleh para gubernur dari 19 provinsi dan Distrik Ibukota Nasional. Calon anggota parlemen dipilih pada saat perdana menteri menyerukan pemilihan umum nasional, selambat-lambatnya lima tahun setelah pemilu nasional sebelumnya. Pada awal-awal kemerdekaan, ketidakstabilan sistem partai menyebabkan sering terjadinya mosi tidak percaya di parlemen yang berakibat pada jatuhnya pemerintah masa itu dan pemilu nasional perlu diadakan lagi, sesuai dengan konvensi demokrasi parlementer. Dalam beberapa tahun terakhir, berturut-turut pemerintah telah mengeluarkan undang-undang demi mencegah suara seperti itu lebih cepat dari 18 bulan setelah pemilihan umum nasional. Ini mengakibatkan stabilitas yang lebih besar, meskipun mungkin dengan mengurangi akuntabilitas dari cabang eksekutif pemerintahan.Pemilihan di Papua Nugini menarik banyak calon. Setelah kemerdekaan pada tahun 1975, anggota dipilih dengan plurality vote system, dengan para pemenang seringkali meraih kurang dari 15% suara. Reformasi elektoral pada tahun 2001 memperkenalkan Limited Preferential Vote, sebuah versi dari instant-runoff voting. Pemilihan umum tahun 2007 adalah yang pertama dilakukan dengan menggunakan sistem itu.

            Papua Nugini dibagi menjadi empat region, yang bukan merupakan pembagian administratif primer melainkan cukup signifikan di dalam banyak sendi pemerintah, perdagangan, olah raga, dan kegiatan lainnya.Negara ini memiliki 20 pembagian wilayah yang setara provinsi: 18 provinsi, Daerah Otonom Bougainville dan Distrik Ibu Kota Nasional. Tiap-tiap provinsi dibagi menjadi satu distrik atau lebih, yang kemudian dibagi lagi menjadi satu pemerintah lokal atau lebih.Provinsi adalah pembagian administratif primer di Papua Nugini. Pemerintah provinsi adalah cabang pemerintah nasional Papua Nugini bukanlah federasi provinsi. Wilayah-wilayah yang setara provinsi itu adalah:

 

 

  1.  

Western

 

Southern Highlands

 

Gulf

 

Western Highlands

 

National Capital District

 

Eastern Highlands

 

Central

 

Simbu

 

Milne Bay

 

Enga

 

Oro

 

Manus

 

Morobe

 

New Ireland

 

Madang

 

East New Britanian

 

East Sepik

 

West New Britanian

 

Sandaun (West Sepik)

 

North Solomons

 

  1. KONDISI PAPUA NUGINI KETIKA INGGRIS MASUK.

1. WESTERN

 

 

Provinsi Western adalah provinsi paling besar di bagian barat Papua Nugini dan memiliki kepadatan penduduk yang sangat jarang (kurang dari 1 orang per km2). Provinsi Western memiliki curah hujan tertinggi dan sungai terbesar di Papua Nugini (Sungai Fly) serta danau terbesar (Murray). Banyak pula daerah rawa-rawa yang tetap atau musiman. Selama bertahun-tahun Western dianggap sebagai Provinsi termiskin di Papua Nugini. Pertambangan emas dan tembaga OK Tedi memberikan pendapatan bagi provinsi ini untuk pembangunan pedesaan.

Pada tahun 1984, ribuan pengungsi dari Irian Jaya menyeberang ke Western. Perserikatan Bangsa-bangsa mengembangkan daerah pemukiman seluas 20.000 ha di Awin Timur untuk pengungsi dari Irian Jaya dan menampung pengungsi lain yang datang dari Sandaun. Sensus tahun 1990 melaporkan terdapat sebanyak 6872 penduduk Irian Jaya di Awin Timur dan di daerah yang dekat dengan perbatasan.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 103548 warga dan 6872 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 99300 km2.

3)      Anggota parlemen: 4.

4)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Balimo; 25867; Gogodala, Bamu Kiwai, Ari-Waruna, Waia.

b)      Daru; 23302; Kiwai Selatan, Wabuda, Bine, Gidra, Idi.

c)      Kiunga; 22032; Awol, Ninggirurn.

d)     Nomad; 15083; Biami, Nomad, Boazi, Pa, Zimakani.

e)      Morehead; 7861; Suki, Idi, Nambu, Tonda, Lewanda.

f)       Tabubil; 9403; Faiwol, Bimin.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang telah tinggal di pegunungan utara Western selama lebih dari 15000 tahun, tetapi menetap di dataran rendah hanya selama beberapa ribu tahun. Orang Suki dan Gogodala mungkin telah menetap dan mengembangkan budaya mereka dalam beberapa ratus tahun. Banyak orang di dataran rendah tinggal di rumah panjang. Bangunan ini adalah bangunan bersama yang memiliki panjang hingga 200 m, dibangun 2 m di atas tanah. Laki-laki tinggal di lorong tengah, perempuan dan anak-anak tinggal di kamar keluarga terpisah di kedua sisi dengan pintu masuk melalui lantai.

Pemerintah Kolonial Inggris membuat Daru sebagai markas Divisi Provinsi Western pada 1893. Namun, hanya pengembangan kecil yang dilakukan oleh kekuasaan Inggris atau Australia. Emas dan tembaga ditemukan di Ok Tedi pada tahun 1968. Pada tahun 1975, orang-orang dekat Morehead mendirikan Daerah Manajemen Pengelolaan Satwa Liar Tonda (Tonda Wildlife Management Area) seluas 4800 km2, untuk mengontrol pembunuhan rusa, burung air, dan satwa liar lainnya. Daerah Manajemen Pengelolaan Satwa Liar Tonda merupakan area pengelolaan satwa liar pertama di Papua Nugini.

 

2. GULF

 

 

Provinsi Gulf adalah sebuah provinsi di pesisir selatan yang luas, sedikit kepadatan penduduknya, dan perkembangan ekonominya lambat. Provinsi Gulf memiliki curah hujan yang tinggi, dan sungai serta rawa-rawa yang luas, yang membuat komunikasi dan transportasi sulit. Kayu, udang, dan kopra adalah ekspor utama Gulf. Seperempat dari penduduk Gulf telah pindah ke provinsi lain untuk bekerja. Pembangunan jalan raya antar pulau diusulkan dan diharapkan mampu membuka peluang di Timur Gulf. Proyek kelapa sawit telah diajukan di distrik Baimuru dan Ihu. Cadangan minyak dan gas alam yang besar telah ditemukan, dan pendapatan ekonomi Gulf akan meningkat jika minyak dan gas alam tersebut dapat dikembangkan.

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 68610 warga dan ekspatriat 127.

2)      Luas tanah: 34500 km2.

3)      Anggota parlemen: 3.

4)      Kantor Pusat: Kerema.

5)      Kabupaten; penduduk; dan bahasa utama:

a)      Baimuru; 7109; Purari, Pawaia.

b)      Ihu; 9739; Orokolo, Keuru.

c)      Kaintiba; 14654; Hamtai Kaintiba.

d)     Kerema; 7891; Uaripi.

e)      Kikori; 9430; Kiwai Timur Laut, Kerewo, Podope, Porome.

f)       Malalaua; 19787; Toaripi, Hamtai Pmasa’a.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa orang-orang telah menggunakan batu sebagai tempat berlindung di daerah Kikori-Kairi 3000 tahun yang lalu. Alat batu mereka terbuat dari bahan baku yang berasal dari Tapini, Central, dan Hulu Sungai Kikori dan Sirebi. Pada saat itu masyarakat pesisir berdagang kerang dan mutiara ke dataran tinggi untuk mendapatkan kapak batu.

Pemukiman Eropa yang didirikan di Provinsi Gulf lebih lambat dibandingkan dengan di kebanyakan provinsi dataran rendah dan provinsi pulau lain. Masyarakat Misionaris London (LMS; London Missionary Society) mulai menghuni di sepanjang pantai pada tahun 1884. Australia membuka area distrik di Kerema pada tahun 1906. Banyak laki-laki Gulf bekerja sebagai buruh selama Perang Dunia II. Mereka membantu membangun jalan sepanjang 144 km dari Bulldog -Lakekamu-, menuju ke Wau, Morobe. Jalan tersebut digunakan hanya sebentar, ditutup setelah dibangun jalan yang menghubungkan antar pulau.

Setelah perang, orang-orang Gulf mulai bermigrasi ke Port Moresby dan kota-kota lain untuk bekerja. Tahun 1990 sensus menunjukkan bahwa 23,1% orang-orang yang lahir di Gulf hidup di luar Gulf.

 

3. NATIONAL CAPITAL DISTRICT

            Distrik Ibukota Nasional (NCD: National Capital District) termasuk di dalamnya adalah Port Moresby, terdiri atas perkampungan yang tersebar luas, pusat pemerintahan, pinggiran kota, dan perkampungan liar. Port Moresby merupakan kota terbesar (195570 orang) dan terpadat penduduknya di Papua Nugini (783 orang/km2). NCD memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak daripada 12 Provinsi lain di Papua Nugini. 5/9 penduduk di NCD lahir di luar NCD. Hal ini membuat penduduk asli (orang-orang Motu dan Koitabu) kurang dari sepersepuluh dari total populasi penduduk yang menempati NCD. Desa orang-orang Motu dan Koitabu adalah pusat keramaian dan kemiskinan. Seperempat penduduk NCD hidup di perkampungan liar. Sebaliknya, kota ini juga memiliki bangunan tertinggi dan perumahan paling mewah. NCD tidak terhubung oleh jalan dengan kota besar lainnya.

 

 

 

Kegiatan pemerintahan merupakan kegiatan utama di NCD. Museum Nasional dan Galeri Seni merupakan salah satu tempat wisata di NCD. Festival Tahunan Port Moresby dan Festival Hiri Moale merupakan salah satu festival yang diadakan di NCD.

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 188089 warga dan ekspatriat 7481.

2)      Luas tanah: 240 km2.

3)      Anggota parlemen: 4.

4)      Kantor Pusat: Waigani.

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang-orang Motu telah menetap di NCD lebih dari 400 tahun yang lalu. Orang-orang Motu mulai mendirikan desa Pari dan Badihagwa 250 tahun yang lalu, Hanuabada (Kampung Besar) 130 tahun yang lalu, Vabukori dan Tatana baru-baru ini. Orang-orang Motu membangun rumah-rumah panggung di atas laut. Pisang, ubi jalar, dan ikan adalah makanan pokok mereka. Sagu adalah makanan utama mereka dari bulan November sampai Mei, diantara musim ubi jalar. Orang-orang Motu menggunakan lakatois (sampan dengan 2 lambung besar) untuk mengangkut periuk dan kerang ke Gulf untuk ditukarkan dengan sagu. Orang-orang Koitabu pedalaman berteman dengan Motu dan menukarkan tanaman untuk mendapatkan ikan. Orang-orang Koitabu mendirikan desa Baruni, Kilakila dan Korobosea di perbukitan pantai. Mereka juga menetap di pinggir desa Motu, dan perkawinan antara keduanya, membuat keduanya semakin erat.

Pada tahun 1873, Kapten Laut Britania, John Moresby, meneliti pelabuhan di NCD. Ia menamai dua pelabuhan yang ia teliti dengan nama Pelabuhan Fairfax dan Pelabuhan Moresby, untuk menghormati ayahnya, Laksamana Fairfax Moresby. Pada tahun 1874, Williarn G. Lawes mendirikan markas besar Masyarakat Missionaris London di dekat Hanuabada. Port Moresby adalah pelabuhan yang terdekat dengan Australia yang dijadikan sebagai markas kolonial Britania (1884-1906) dan Australia (1906-75).

Jepang mengebom Port Moresby berulang kali pada tahun 1942, pada awal Perang Dunia II. Jenderal Douglas MacArthur bersama pasukan sekutu membuat markas utama sementara di Port Moresby. Kebanyakan pria Motu dan Koitabu terdaftar sebagai buruh, tenaga kerja di perusaan pengangkut, pelayan, dan tenaga medis. Perempuan dan anak-anak pindah ke desa yang letaknya jauh di timur maupun barat untuk menyelamatkan diri. Ketika perang berakhir di tahun 1945, desa Motu-Koitabu hancur akibat perang. Mereka membangun tempat penampungan sementara dengan perlengkapan perang yang ditinggalkan. Di akhir 1940-an, Australia membantu mereka membangun kembali Hanuabada.

Kawasan industri Badili dikembangkan pada tahun 1950. Universitas Papua Nugini dibuka pada tahun 1965. Pengembangan kantor pusat pemerintahan nasional di Waigani dimulai pada tahun 1970. Port Moresby memiliki Dewan Kota dipilih dari tahun 1971 hingga 1980, ketika kabinet Nasional ditangguhkan akibat kesalahan keuangan. Dewan memiliki 21 anggota yang mewakili 7 kota. Pada Mei 1982, Parlemen mengadopsi sebuah sistem pemerintahan untuk NCD, sementara itu pemerintahan alternatif tengah dipelajari. Pemerintahan dipimpin oleh 10 anggota Motu-Koitabu yang dipilih, 4 anggota parlemen nasional, dan 10 orang yang diangkat secara politik pada tahun 1991. Sistem tersebut digantikan oleh sistem saat ini pada tahun 1992.

 

4. CENTRAL

Central berada di pesisir selatan yang memiliki iklim terkering di Papua Nugini, memiliki beberapa gunung-gunung tertinggi, dan salah satu provinsi dengan kepadatan penduduk terendah (5 orang/km2). Keadaan di Central sangat dipengaruhi oleh tetangganya, Distrik Ibukota Nasional (NCD). Pusat desa menjual buah-buahan, sayuran, ikan, dan buah pinang ke pasar di NCD. Penduduk desa mendapatkan manfaat dari toko-toko dan pelayanan-pelayanan publik, sistem kesehatan dan transportasi yang berbasis di ibukota. Banyak pekerjaan di bidang pemerintahan atau bisnis di sini. Jauh dari NCD, penghidupan di bidang pertanian dan memancing adalah kegiatan utama. Tingkat upah Central adalah terendah di Papua Nugini. Kayu, karet, dan ekor lobster adalah ekspor utama provinsi ini.

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 140847 warga dan 348 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 29 500 km2.

3)      Anggota parlemen: 5.

4)      Kantor Pusat: Konedobu, NCD.

5)      Kabupaten; penduduk warga negara; bahasa utama:

a)      Abau, hq[1] di Kupiano; 31088; Magi, Keapara, Daga, Sona.

b)      Goilala, hq di Tapini; 22073; Fuyuge, Taude, Kunimaipa.

c)      Hiri, hq di Konedobu, NCD; 28731; Motu, Koiari, Koita.

d)     Kairuku, hq di Bereina; 29548; Roro, Nara, Mekeo, Kuni.

e)      Rigo, hq di Kwikila; 29407; Sinagoro, Keapara, Maria.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan telah menemukan alat batu dan bukti lain yang menunjukkan bahwa orang telah tinggal di Kosipe di pegunungan Goilala 26000 tahun yang lalu. Orang-orang pesisir dari Tanjung Rodney Barat diyakini telah tiba di 2000 tahun terakhir. Dua jaringan perdagangan tradisional terdapat di sepanjang Pantai Central. Kedua jaringan perdagangan tradisional tersebut menggunakan sampan besar yang bergantung pada perubahan angin musim untuk pergi maupun kembali. Dalam perdagangan Giri, orang-orang Motu menukarkan periuk dan kerang untuk mendapat sagu dan kayu dari orang-orang Elemea di timur Provinsi Gulf.

Sagu yang dapat disimpan untuk waktu yang lama adalah makanan utama di akhir musim kemarau di sekitar NCD. Penduduk Mailu di timur Central menjual periuk, kapak, dan kerang bersama dengan orang-orang Motu dan Teluk Milne.

Masyarakat Missionaris London mulai melakukan misinya di sepanjang Pantai Central pada tahun 1873. Pemerintahan Inggris mulai datang pada tahun 1884. Pada 1885, misi Katolik Roma membuat markas besarnya di Pulau Yule. Misi Katolik Roma membuat banyak misi di kawasan Kairuku dan Goilala. Uskup Katolik pertama di PNG adalah Louis Vangeke. Eropa mendirikan perkebunan karet di daerah Sogeri, area sungai Kemp Welch dan perkebunan kelapa di sepanjang pantai. Pada tahun 1908 Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memulai misi pertamanya di Papua Nugini, di dekat Sogeri.

Selama Perang Dunia II, pasukan Jepang melintasi area Stanley Owen dan bergerak jauh menuju sepanjang jalur Kokoda sebelum pasukan Australia menghentikan mereka di pegunungan Imita, dekat Sogeri, pada September 1942. Banyak laki-laki dari Central menjabat sebagai tenaga kerja di perusahaan pengangkutan atau buruh untuk pasukan sekutu. Setelah perang, bangunan-bangunan tentara di Sogeri diubah menjadi sebuah pusat pelatihan.

 

5. MILNE BAY

 

 

Teluk Milne (Milne Bay) berada di ujung timur Papua Nugini. Teluk Milne juga merupakan provinsi pulau terbesar di Papua Nugini. Lebih dari 435 pulau-pulau mengelilingi daratan utama Teluk Milne. Kebanyakan penduduk Teluk Milne adalah pelaut. Tradisi Cincin Kula berupa upacara tukar-menukar hadiah adalah salah satu warisan budaya terkaya di Pasifik. Transportasi yang buruk dan kurangnya lahan yang luas serta berkualitas untuk pertanian membuat pengembangan di sini terhambat. Namun, Teluk Milne memiliki perkebunan sawit baru dekat Alotau serta tambang emas dan perak Misima yang memberikan fondamen ekonomi baru bagi Provinsi Teluk Milne.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 158484 warga dan ekspatriat 296.

2)      Luas tanah: 14000 km2.

3)      Anggota parlemen: 5.

4)      Kantor Pusat: Alotau.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Alotau; 26789; Kehelala, Taupota, Tavara, Bohutu, Wagawaga.

b)      Bolubolu; 24511; Iduna, Bwaidoka.

c)      Esa’ala; 24738; Dobu, Duau, Molima.

d)     Losuia; 26607; Kilivila, Muyuw.

e)      Misima, hq di Bwagaoia; 20 706; Misima, Yele, Sud-est.

f)       Rabaraba; 20996; Gwedena, Dawawa, Gapapaiwa, Maiwa, Wedau.

g)      Samarai; 14137; Suau, Kehelala, Tubetube.

 

  1. Sejarah

Reruntuhan batu candi banyak dtemukan di Kepulauan Trobriand. Para ilmuwan percaya mereka berhubungan dengan candi-candi di Polinesia. Cincin Kula adalah tradisi yang paling terkenal. Di daratan, masyarakat pesisir menukarkan ikan kepada penduduk pedalaman untuk mendapatkan hasil dari kebun dan hutan. Babi ditukarkan untuk mendapatkan kapak batu.

Pemukiman Eropa mulai didirikan pada 1847, ketika misionaris Marist (Katolik) membangun sebuah misi di Muyua. Hal itu berlangsung hanya 8 tahun. Masyarakat Misionaris London memulai misi di sepanjang pesisir selatan pada 1870. Pada tahun 1891, Kristen Anglikan memulai sebuah misi di Dogura dan Dobu dan Gereja Metodis memulai misinya di Dobu.

Dua titik balik pertempuran Perang Dunia II di Teluk Milne pada tahun 1942. Dalam pertempuran laut Coral, 5-8 Mei, Angkatan Laut Amerika dan Australia berhasil memukul mundur kapal Jepang yang bermaksud menyerang Port Moresby. Pada 7 September, tentara Australia memaksa Jepang melepas Teluk Milne setelah 12 hari pertempuran besar di daerah Alotau. Kemenangan itu merupakan kemenangan pertama pasukan sekutu di Pasifik.

 

6. ORO

 

 

Oro merupakan provinsi yang jarang penduduknya di daerah pegunungan dan dataran di pantai utara. Tanah subur bekas abu vulkanik memberikan wilayah Popondetta-Ilimo-Kokoda sebagai wilayah tanah pertanian terbesar dan terbaik di daratan. Skema pemukiman di Oro telah menarik ratusan keluarga untuk menanam karet, kelapa sawit, kakao, kopra, atau sapi. Perkebunan kelapa sawit Higaturu dekat Popondetta seluas 9600-ha merupakan perkebunan kelapa sawit terbesar. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi kerusuhan sosial antara masyarakat Oro dan penduduk liar. Kupu-kupu Ratu Alexandra merupakan kupu-kupu terbesar di dunia yang terdapat hanya di Oro.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 96 318 warga dan 173 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 22 800 km2.

3)      Anggota parlemen: 3.

4)      Kantor Pusat: Popondetta.

5)      Kabupaten; warga negara; dan bahasa utama:

a)      Afore; 10 348; Managalasi, Yareba, Bauwaki.

b)      Kira; 2359; Guhu-samane.

c)      Ioma; 7781; Binandere, Aeka.

d)     Kokoda; 11 966; Hunjara, Barai, Aomie, Gunung Koiari.

e)      Popondetta; 53 510; Orokaiva, Notu, Ambasi.

f)       Tufi; 10 354; Korafe, Arifamia-Miniafia, Maisin, Baruga.

 

  1. Sejarah

Sebelum berhubungan dengan bangsa Eropa, orang-orang Oro telah tinggal di desa-desa kecil yang tersebar dan mereka menanam talas dan ubi sebagai sumber makanan pokok. Masyarakat pesisir memperdagangkan kerang, kapur, periuk tanah liat, piring kayu, kaca vulkanik dan sampan. Mereka berdagang dengan orang-orang pedalaman untuk mendapatkan bulu, kulit reptil, kain dan pinang.

Penambang emas asing pindah ke Yodda-Kokoda pada tahun 1895. Pemerintah Kolonial Inggris membuka stasiun di Kokoda 1898 karena masalah antara penduduk setempat dan para penambang. Anglikan memulai sebuah misi di Wanigela pada tahun 1898 dan di Mamba, di dekat Kokoda pada tahun 1899.

Pasukan Jepang menginvasi Oro, antara Buna dan Gona, pada 21 Juli 1942. Pertempuran sengit pun berlangsung selama berbulan-bulan. Tentara Australia akhirnya berhasil menghalangi serangan Jepang di Pegunungan Imita, Central, pada pertengahan September. Pasukan Jepang menguasai Kokoda pada 2 November. Pasukan Australia dan Amerika memaksa Jepang keluar dari Oro pada 23 Januari 1943. Kebanyakan warga desa melarikan diri dari zona pertempuran, tetapi banyak penduduk Papua Nugini yang bertugas sebagai tentara atau tenaga kerja perusahaan pengangkutan menderita luka atau meninggal karena luka-luka, penyakit atau kelelahan.

Pada tanggal 21 Januari 1951, letusan dahsyat Gunung Lamington membunuh 2942 orang. Letusan ini merupakan bencana alam terbesar dalam sejarah Papua Nugini. Gas panas dan semburan batu menghancurkan segala sesuatu dalam radius 175 km2 di wilayah lereng pegunungan bagian utara. Letusan ini juga menyerang Higaturu dan Sekolah Peringatan Marty (Martyrs’ Memorial School) di Sangara, yang Anglikan bangun pada 1948, sebagai tanda peringatan untuk mengenang pendeta-pendeta yang dibunuh oleh Jepang. Insinyur Tentara Australia dengan cepat membangun jalan dan bangunan kota untuk membuat Popondetta sebagai markas distrik baru. Sekolah Peringatan Marty dibangung kembali di Agenahombo. Bulan Oktober 1960, George Ambo, dari sebuah desa dekat Gona, diangkat menjadi uskup Anglikan. Dia adalah uskup pertama di Papua Nugini.

 

7. MOROBE

 

 

Morobe merupakan provinsi yang memiliki populasi penduduk terbesar dan karakter yang paling beragam di Papua Nugini. Provinsi ini memiliki beberapa iklim terbasah dan terkering di Papua Nugini, memiliki beberapa gunung tertinggi dan memiliki salah satu lembah yang terbesar. Lae (88172 orang) adalah kota terbesar kedua di PNG. Di daerah ini pesawat adalah transportasi penting. Budaya Morobe memiliki 98 jenis bahasa yang berbeda.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 377 756 warga dan ekspatriat 2361

2)      Luas tanah: 34 500 km2.

3)      Anggota parlemen: 10.

4)      Kantor Pusat: Lae

5)      Kabupaten; warga negara; dan bahasa utama:

a)      Finschhafen; 47177; Kate, Kube.

b)      Garaina; 7541; Guhu-Samane, Biaru-Waria, Gazili.

c)      Kabwum; 38685; Kimba, Timbe, Selepet.

d)     Kaiapit, hq di Mutzing; 36207; Adzera, Wantoat, Safeyoka.

e)      Huon, hq di Lae; 149591; Bukawac, Nabak, Wampar.

f)       Menyamya; 41711; Menya, Hamtai, Yagwoia.

g)      Mumeng; 16703; Mumeng, Mapos.

h)      Siassi, hq di Semo; 10103; Kovai, Mutu, Mangap.

i)        Wau; 30038; Hamtai, Biangi.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan telah menemukan alat batu dan jejak pemukiman manusia sejak 39000 tahun yang lalu di dekat Bobongara di pantai timur laur Huon. Penemuan ini adalah jejak awal pemukiman manusia di Papua Nugini atau Australia. Selat Vitiaz merupakan pusat jaringan perdagangan antara Britania Baru, Morobe dan Madang. Barang-barang yang diperdagangkan antara lain kerang, gigi anjing, kano, periuk, dan ukiran mangkuk.

Finschhafen dijadikan sebagai ibukota Jerman Guini Baru dari 1885 hingga 1892. Pemerintaha Jerman hanya sedikit mengembangkan Morobe. Namun, pendeta-pendeta Gereja Lutheran Jerman melakukan banyak misi gereja, termasuk satu di Lae pada tahun 1911. Menurut perkiraan terdapat 7000 tentara dan warga desa yang tewas di Morobe selama pertempuran antara Jepang dan sekutu dari tahun 1942 sampai 1944. Tugu Peringatan Perang dan makam terdapat di kebun botani di Lae. Terdapat Monumen Batu sebagai tanda banyak terjadi suatu pertempuran di tempat ini.

 

8. MADANG

 

 

 

Madang merupakan provinsi yang memiliki banyak puncak tertinggi, memiliki gunung berapi yang paling aktif, dan memiliki percampuran bahasa terbesar (175 bahasa) di Papua Nugini. Kota Madang adalah kota berpenduduk terbesar ketiga di PNG (27181 orang). Gula Ramu dan penggilingan kayu Jant/Gogol merupakan industri yang mempekerjakan karyawan terbanyak di Papua Nugini sedangkan pengalengan tuna di Alexishafen merupakan industri yang mempekerjakan karyawan terbanyak kedua setelah Gula Ramu dan penggilingan kayu Jant/Gogol. Provinsi ini merupakan produsen kopra dan sapi kedua terkemuka di PNG dan produsen coklat terkemuka ketiga. Sebagian besar wilayah ini masih jauh dari jalur transportasi dan perkembangannya lambat.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 252411 warga dan 784 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 29000 km2.

3)      Anggota parlemen: 7.

4)      Kantor Pusat: Madang.

5)      Kabupaten; warga negara; dan bahasa utama:

a)      Bogia; 51468; Manam, Mikarew, Katiati, Tangu, Tani.

b)      Karkar; 29296; Takia, Waskia.

c)      Madang; 87700; Amele, Gedaged, Mugil, Garuh, Garus.

d)     Ramu Tengah, hq Aiome; 33097; Kalam, Rao, Kobon, Maring.

e)      Pantai Rai, hq Saidor; 23237; Nahu, Rawa, Mebu, Nankina.

f)       Ramu Atas, hq Walium; 27613; Gende, Girawa, Rawa, Sumau.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan telah menemukan bukti adanya pemukiman manusia sejak 12000 hingga 15000 tahun yang lalu di dekat Simbai. Baru-baru ini, orang-orang Yabob dan Bilbil menggunakan sampan besar untuk menjual periuk mereka dari Pulau Karkar hingga Morobe barat. Mereka merupakan bagian dari jaringan perdagangan Selat Vitiaz. Bundi adalah pusat perdagangan antara Teluk Astrolabe dan dataran tinggi. Barang perdagangan meliputi kerang, garam, periuk dari tanah liat, dan mangkuk kayu dari dataran rendah dan kapak batu, bulu, dan perempuan dari Asaro, Simbu, dan lembah-lembah Jimi.

Hubungan dengan Bangsa Eropa di provinsi ini mulai terjadi pada tahun 1871, ketika ahli biologi Rusia Nicolai Miklouho-Maclay menjelajahi pantai Rai. Dia memperkenalkan nanas, mangga, kacang, labu, dan makanan baru lainnya. Kemudian, Jerman membangun perkebunan tembakau, kapas, dan kopi di Bogia dan di sekitar Teluk Astrolabe. Pada tahun 1886, Johannes Flierl memulai sebuah misi Gereja Lutheran di Simbang. Katolik mendirikan misi di Bogia pada tahun 1901 dan Alexishafen pada tahun 1904.

Tentara Jepang merebut kota Madang pada tanggal 1 Mei 1942, awal Perang Dunia II. Penduduk desa yang tinggal dekat instalasi Jepang menderita akibat pengeboman yang dilakukan oleh pesawat sekutu, kekurangan makanan, dan wabah penyakit. Pasukan Sekutu merebut kembali Madang pada 24 April 1944.

Setelah Perang Dunia II, orang-orang Madang membentuk kerja sama untuk menjual hasil panen mereka. Pada 1 November 1970, gempa bumi di area Adelbert menyebabkan 18 orang meninggal dan kerugian mencapai K[2] 1700000.

 

9. EAST SEPIK

 

 

Sepik Timur merupakan provinsi terbesar kedua di daerah daratan Papua Nugini dan salah satu yang paling terkenal di luar Papua Nugini. Topeng Suci, ukiran, dan tembikar dari Sepik Timur berada di museum-museum di seluruh dunia. Saat ini orang-orang Sepik membuat benda-benda tersebut untuk dijual kepada turis dan pembeli komersil. Kopi robusta dan kakao merupakan sumber pendapatan lainnya bagi penduduk Sepik. Namun, dapat dikatakan provinsi ini nyaris terbelakang. Sungai Sepik adalah jantung provinsi ini, tetapi alirannya sering menyebabkan banjir. Daerah lain ditutupi oleh padang rumput yang tidak subur. Setengah dari populasi yang padat penduduknya terletak di bukit utara sungai. Gizi buruk merupakan masalah di provinsi ini. 13,7% dari orang yang lahir di Sepik Timur telah pindah ke provinsi lain.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 253 814 warga dan 557 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 42 800 km2

3)      Anggota parlemen: 7

4)      HQ: Wewak

5)      Kabupaten; penduduk warga negara; dan bahasa utama:

a)      Ambunti; 31 223; Iwam, Kwoma, Manambu, Chambri.

b)      Angoram; 48 394; Iatmul, Angorarn, Kambot, Banaro.

c)      Maprik; 111 302; Abelam, (Abulas), Kwanga Arapesh Selatan.

d)     Wewak; 62 895; Boiken, Sawos, Gunung Arapesh, Kairiru.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya bahwa Sepik merupakan rute utama migrasi ke dataran tinggi selama ribuan tahun. Berbagai bahasa di Sepik Timur menunjukkan serangkaian migrasi yang pernah terjadi. Kerang dari pantai dan kapak pisau dari Sandaun (Sepik Barat) adalah barang-barang yang diperdagangkan ke dataran tinggi.

Jerman menganeksasi area Sepik pada tahun 1884, tetapi Jerman tidak banyak mengembangkan area tersebut. Jerman merekrut buruh untuk bekerja di perkebunan dari tempat lain. Wewak memulai sebuah misi Katolik pada tahun 1912. Setelah tahun 1914 Australia menguasai Sepik dan melakukan pembangunan baru di daerah ini.

Tentara Jepang mengambil alih Sepik Timur pada Maret 1942, awal Perang Dunia II. Pertempuran antara pasukan sekutu dan Jepang mengakibatkan kerusakan berat di distrik Wewak dan Maprik pada April 1944. Jepang menyerah di Tanjung Wom pada bulan September 1945. Tentara Jepang membunuh banyak binatang untuk makanan, sedangkan tentara sekutu melakukan pengeboman yang berakibat hancurnya desa-desa dan pohon-pohon penghasil makanan. Sepik Timur menjadi sebuah distrik yang terpisah pada tahun 1966. Misi Katolik dan Aliansi Evangelikal memimpin sebuah misi yang menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

 

10. SANDAUN

 

 

Sandaun (dahulu Sepik Barat) adalah sebuah provinsi yang besar sekaligus terbelakang di Papua Nugini yang terletak di utara berbatasan dengan Irian Jaya. Pemukiman terbanyak di wilayah ini terletak di daerah Aitape dan pegunungan Torricelli. Masih banyak daerah di Sandaun yang tidak didiami orang. Sandaun memiliki 95 bahasa lokal (rata-rata kurang dari 1400 bahasa per penutur). Transportasi sangat terbatas di wilayah ini. Vanimo merupakan daerah yang memiliki kayu-kayu terbesar di Papua Nugini. Penebangan dimulai pada tahun 1985 dan telah membawa beberapa kemajuan pembangunan. Sandaun berasal dari bahasa tok pisin yang berarti terbenamnya matahari – tempat dimana matahari terbenam paling akhir di Papua Nugini.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 139 011 warga dan 906 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 36 300 km2.

3)      Anggota parlemen: 5.

4)      Kantor Pusat: Vanimo.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Aitape; 24 750; Sissano, Olo, Warapu, Gunung Arapesh.

b)      Amanab; 21 848; Abau, Amanab, Waris, Anggor.

c)      Lumi; 28 162; Olo, An, Namie.

d)     Nuku; 25 583; Kwanga, Mehek, Au, Yil.

e)      Telefomin; 21 319; Oksapmin, Telefol, Tifal, Mianmin.

f)       Vanimo; 17 349; Fas, Kilmeri, Vanimo.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang-orang mulai memasuki Papua Nugini melalui sepanjang pesisir Sandaun (Sepik Barat) lebih dari 40.000 tahun yang lalu. Pendatang baru mendorong pendatang sebelumnya menuju ke pedalaman. Masyarakat pesisir telah melakukan hubungan dengan pedagang Cina dan Melayu ratusan tahun yang lalu. Om di Distrik Lumi merupakan daerah sumber penghasil kapak batu dan pisau.

Misionaris Katolik (Anggota Gereja Tuhan Internasional) melakukan sebuah misi di Tumleo dekat Aitape pada tahun 1896. Pemerintah kolonial Jerman dan Australia hanya sedikit mengembangkan wilayah ini. Perekrut tenaga kerja mempekerjakan orang-orang Sandaun untuk bekerja pada perkebunan kopra di daerah lain.

 

11. SOUTHERN HIGHLANDS

 

 

Dataran Tinggi Selatan (Southern Highlands) adalah sebuah provinsi yang tidak rata tanahnya, terpencil, padat penduduknya, dan pertumbuhan ekonominya lambat. Pertanian merupakan penghidupan utama di wilayah ini. Tradisi pertarungan antar-suku, tetap dijaga eksistensinya. Southern Highlands merupakan provinsi yang memiliki tingkat pendidikan, melek huruf, pendapatan ekonomi dan upah kerja yang paling rendah di Papua Nugini. Banyak orang yang pindah ke provinsi lain untuk bekerja. Hujan deras dan biaya pengangkutan yang tinggi telah menjadi hambatan terbesar untuk pengembangan provinsi ini. Proyek minyak Kutubu di selatan distrik Nipa dan ladang gas Hydes dekat Tari telah membuka lapangan pekerjaan dan pemberdayaan masyarakat di daerah ini.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 316 987 warga dan 450 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 23 800 km2.

3)      Anggota parlemen: 9.

4)      Kantor Pusat: Mendi.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Ialibu; 30 093; Kewa, Imbong’gu, Wiru.

b)      Kagua; 45 496; Kewa, Sau, Wiru, Podopa.

c)      Koroba; 40 108; Hewa Duna, Huli.

d)     Mendi; 57 102; Angal (Mendi).

e)      Nipa; 65 453; Angal, Foi, Fasu.

f)       Pangia; 24 459; Wiru.

g)      Tari; 54 276; Huli, Kaluli.

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya Dataran Tinggi Selatan telah dihuni oleh manusia selama lebih dari 20000 tahun. Mereka menemukan bukti berupa alat batu dekat Mendi yang mungkin digunakan untuk menggiling talas menjadi pasta makanan. Beberapa alat batu tersebut telah dianggap sebagai batu ajaib. Penduduk Dataran Tinggi Selatan merupakan pedagang perantara antara Teluk Papua (kerang) dan dataran tinggi (garam, kapak). Orang-orang daerah Danau Kutubu membawa minyak dari pohon tigasso dalam perdagangan ini. Minyak ini digunakan oleh penduduk Dataran Tinggi untuk mempercantik tubuh mereka.

Mayor Pertama Patroli Kolonial Australia mencapai Dataran Tinggi Selatan di pertengahan tahun 1930-an. Pada tahun 1951 Dataran Tinggi Selatan menjadi sebuah distrik dengan Mendi sebagai ibukotanya. Batas-batas baru di Dataran Tinggi Selatan ditetapkan pada tahun 1973. Unit Teknik Mesin Angkatan Darat Australia telah membangun sebagian jalan dan jembatan di provinsi ini sejak 1971. Pada tahun 1974, jalan di Dataran Tinggi telah mencapai Mendi. Jalan tersebut mencapai Koroba pada tahun 1981, menghubungkan Mendi dengan daerah barat yang lebih padat. Aliansi Evangelikal, Katolik, Inggris, dan Lutheran melakukan sebuah misi berupa pelayanan pendidikan dan kesehatan.

 

12. WESTERN HIGHLANDS

 

 

Dataran Tinggi Barat (Western Highlands) memiliki pegunungan tertinggi dan beberapa lembah terbesar di Papua Nugini. Tanah yang kaya akan abu vulkanik menjadikan tanah sepanjang 80 km di Lembah Wahgi menjadi salah satu wilayah pertanian paling produktif di Papua Nugini. Provinsi ini menghasilkan dua-perlima dari ekspor kopi dan teh di Papua Nugini. Provinsi ini juga memproduksi sayuran untuk supermarket di kota. Gunung Hagen adalah pusat transportasi dan perdagangan untuk 3 Provinsi dataran tinggi Barat. Orang-orang Dataran Tinggi Barat telah belajar menumbuhkan tanaman sejak 9000 tahun, membuat mereka menjadi petani tertua dunia. Provinsi ini memiliki kepadatan penduduk tertinggi dari setiap provinsi (sekitar 37 orang/km2). Kebanyakan dari mereka tinggal di lembah utama 1500-1800 m dpl. Pertempuran antar-suku sering terjadi di daerah Gunung Hagen-Baiyer-Nebilyer.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 335 592 warga dan ekspatriat 586.

2)      Luas tanah: 8500 km2.

3)      Anggota parlemen: 8.

4)      Kantor Pusat: Gunung Hagen.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Hagen Central, hq di Gunung Hagen; 108 629; Melpa, Gawigl.

b)      Hagen Utara, hq di Muglamp; 86 134; Melpa, Enga Kayaka.

c)      Jimi, hq di Tabibuga; 33 354; Ganja, Narak, Maring, Kalam.

d)     Tarnbul; 28 374; Gawigl.

e)      Wahgi, hq di Minj; 79 101; Wahgi.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang-orang telah tinggal di rawa-rawa Kuk dekat Gunung Hagen sejak 20000 tahun yang lalu. Mereka telah berkebun 9000 tahun yang lalu. Pemburu dan pengumpul makanan hidup di gua-gua di Yuku dekat Sungai Baiyer 12 000 tahun yang lalu. Mereka telah makan babi dari 10000 tahun yang lalu dan telah menjadi petani dan pedagang sejak 6500 tahun yang lalu.

Patroli Australia pertama dipimpin oleh Jim Taylor dan Leahy bersaudara memasuki Dataran Tinggi Barat pada tahun 1933. Pastur William Ross memimpin misionaris Katolik ke daerah Gunung Hagen pada tahun 1934, tetapi kegiatan mereka dibatasi oleh pemerintah sampai pertengahan 1940-an. Ekspatriat mulai menanam kopi di awal 1950-an. Tanaman harus diangkut ke Madang oleh pesawat hingga awal 1960-an, ketika Jalan Dataran Tinggi ke Lae diperlebar hingga cukup untuk penggunaan perdagangan. Perkebunan teh mulai didirikan di dekat Minj pada tahun 1964. Sejak itu, telah ada reklamasi skala besar tanah-tanah rawa Wahgi untuk tanaman teh ini. Pada tahun 1970, penduduk desa menyelesaikan jalan yang menghubungkan lembah Jimi dengan Lembah Wahgi di Banz.

 

13. EASTERN HIGHLANDS

 

 

Dataran Tinggi Timur merupakan provinsi Dataran Tinggi yang paling berkembang. Dataran Tinggi Timur memiliki harapan hidup 53.1 tahun, tertinggi di dataran tinggi, dan keempat tertinggi di Papua Nugini. Pembangkit Listrik Ramu di Yonki menghasilkan listrik untuk Dataran Tinggi Timur dan 6 provinsi lain.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 298 502 warga dan 2146 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 11 200 km2.

3)      Anggota parlemen: 9.

4)      Kantor Pusat: Goroka.

5)      Kabupaten; penduduk warga negara; dan bahasa utama:

a)      Goroka; 98 790; Gahuku-Asaro, Benabena, Siane.

b)      Henganofi; 37 671; Kamano.

c)      Kainantu; 80 838; Gadsup, Agarabi, Tairora.

d)     Lufa; 30 485; Kamano-Yagaria, Gimi.

e)      Marawaka; 11 814; Baruya, Sirnbari, Yagwoia.

f)       Okapa; 38 904; Fore, Gimi, Auyana.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang-orang telah tinggal di tempat tinggal dari batu di lembah Lamari 18000 tahun yang lalu dan di Kafiavana, di Lembah Asaro, Goroka Selatan 11000 tahun yang lalu. Orang-orang di Kafiavana memiliki hubungan dagang dengan orang-orang pesisir selama 9000 tahun yang lalu.

Misionaris Gereja Lutheran menjelajahi Lembah Asaro dan Lembah Bena Bena pada tahun 1927. Pencari emas Australia tiba di tahun 1930-an. Hubungan dengan Eropa umumnya terjadi secara damai. Pada tahun 1935, Pastor Buko Usemo, seorang penginjil Lutheran dari Finschhafen, menjadi pemukim pertama di Goroka.

Selama Perang Dunia II (1942-45), banyak penduduk desa yang bekerja sebagai tenaga kerja perusahaan pengangkutan atau buruh untuk sekutu yang membangun landasan terbang sementara dan alat penangkis serangan kapal udara di Dataran Tinggi Timur. Jepang mengebom Goroka beberapa kali selama akhir 1943. Dataran tinggi Timur juga dijadikan pusat istirahat untuk pasukan sekutu dan sumber sayuran segar.

Pada tahun 1946, Goroka menjadi pusat administratif untuk dataran tinggi dan jaringan udara utama dengan Madang sebagai pelabuhan terdekat. Jalan pertama yang menghubungkan Goroka dengan Lae selesai pada awal 1950-an. Ekspatriat mulai menanam kopi Arabika di daerah Kaintantu dan Goroka.

 

14. SIMBU

 

 

Simbu (juga dikenal sebagai Provinsi Chimbu) merupakan wilayah pegunungan kecil di tengah dataran tinggi Papua Nugini. Daerah ini merupakan produsen kopi terkemuka ketiga di Papua Nugini. Simbu terkenal karena kemampuannya untuk menumbuhkan tanaman di sisi pegunungan yang curam. Simbu adalah provinsi kedua yang paling padat penduduknya, 31 orang per km2 (4 kali dari rata-rata nasional). Karena terlalu padat dan kurangnya kesempatan kerja di daerah ini, menyebabkan seperlima dari orang-orang Simbu pergi ke daerah lain. Laju pertumbuhan di Simbu 0.3 persen per tahun adalah yang terendah di Papua Nugini. Penduduk usia muda memiliki jumlah tertinggi di Simbu.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 183 649 warga dan 200 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 6181 km2.

3)      Anggota parlemen: 7.

4)      Kantor Pusat: Kundiawa.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama; (bahasa dialek Simbu):

a)      Chuave; 31 241; Elimbari, Chuave, Siane-Komunku, Lambau

b)      Gembogl; 17 048; (Kuman, Nagane).

c)      Gumine; 32 858; (Golin, garam-Yui, Yuri, Kia, Keri, Era), Nomane

d)     Karimui; 12 204; Mikaru Daribi, Pawaia, Bomai

e)      Kerowagi; 36 251; (Kuman, Kombugl).

f)       Kindiawa; 36 537; (Kuman, Dom), Naur, Narku, Nongumugl.

g)      Sinasina; HQ di Kamtai; 17 510; (Tabare, Guna).

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya bahwa orang-orang telah tinggal di Nombe, dekat Chuave 24000 tahun yang lalu. Gua-gua pemakaman purba terletak di Gunung Elimbari dekat Chuave. Bangsa Eropa pertama kali memasuki Simbu pada April tahun 1933. Misi Katolik dan Gereja Lutheran didirikan di lembah-lembah Utara pada tahun 1934. Pada tahun 1935, Misi Lutheran membangun lapangan terbang pertama dekat Kundiawa. Pemerintah Dewan Daerah didirikan pada tahun 1960. Mereka membantu membangun sekolah dan jalan. Simbu yang pada mulanya menjadi bagian dari Dataran Tinggi Timur, menjadi sebuah distrik yang terpisah pada tahun 1966.

 

 

15. ENGA

 

 

Enga merupakan provinsi terdingin, tertinggi, dan setidaknya merupakan provinsi yang berkembang. Sebuah perebutan ladang emas di Gunung Kare pada tahun 1988 dan pembukaan tambang emas besar di Porgera tahun 1990 telah memberikan provinsi ini kemakmuran. Tambang Porgera telah menyediakan pekerjaan, perumahan modern, dan pengembangan masyarakat dan infrastruktur di daerah. Namun, kebanyakan orang masih hidup dengan gaya hidup tradisional. Salju parah setiap beberapa tahun meminta banyak korban tanaman dan kehidupan.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 235 233 warga dan 328 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 12 800 km2.

3)      Anggota parlemen: 6.

4)      Kantor Pusat: Wabag.

5)      Kabupaten; penduduk; dan bahasa utama (dialek Enga):

a)      Kandep; 41 961; Enga (Kandepe), Katinja.

b)      Kompiam; 22 852; Enga (Sau, Kopona), Wapi, Lembena

c)      Lagaip, di Laiagarn; 50 973; Enga (Tayato, Yandapo), Nete

d)     Porgera; 16 385; Ipili, Hewa.

e)      Wabag; 59 698; Enga (Mai, Kaina, Malamuni).

f)       Wapenamanda; 43 364; Enga (Layapo, Kopona).

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa orang telah berburu dan mengumpulkan makanan tinggal di gua di Yuku/Sungai Baiyer di perbatasan timur Enga 12100 tahun yang lalu. Mereka menggunakan alat-alat yang mirip dengan yang ditemukan di Kosipe, Central, dan diyakini telah ada sejak 27000 tahun yang lalu. Orang-orang Yuku telah makan babi sejak 10000 tahun yang lalu. Mereka telah menjadi petani dan pedagang sejak 6500 tahun yang lalu. Di daerah lain, bukti adanya pembukaan hutan mungkin untuk ladang pertanian sejak 4000 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa tanah yang subur di Enga berasal dari abu dari letusan gunung berapi besar di Pulau Panjang (Long Island), Madang, sekitar 250 tahun yang lalu.

Garam dari mata air di Sirunki ditukarkan dengan kerang, kapak, dan bulu burung. Salju menghancurkan kebun dan menyebabkan kelaparan parah di tahun 1941 dan 1972 di daerah Kandep, Laiagam, dan Porgera. Misionaris Katolik dan Gereja Lutheran tiba pada tahun 1947, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pada tahun 1949. Pada tahun 1948, perebutan ladang emas kecil terjadi di Porgera. Pada tahun 1973, Distrik Enga dibentuk dari setengah Dataran Tinggi Barat dan sebagian dari Dataran Tinggi Selatan.

 

16. MANUS

 

 

Manus memiliki 208 pulau yang tersebar seluas lebih dari 220.000 km2. Manus merupakan provinsi dengan luas wilayah terkecil dan populasi yang paling sedikit dari provinsi manapun. Penduduknya bekerja sebagai nelayan dan petani. Kayu, kopra dan kakao adalah ekspor utama. Namun, pendapatan yang lebih besar di Manus diperoleh dari orang-orang muda berpendidikan yang bekerja di luar Provinsi Manus kemudian mengirimkan uang ke kampung halamannya.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 32 713 warga dan ekspatriat 127.

2)      Luas tanah: 2100 km2.

3)      Kantor Pusat: Lorengau

4)      Anggota parlemen: 2

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang Melanesia telah menetap di Admiralties lebih dari 10000 tahun yang lalu. Penduduk Mikronesia dari utara banyak menetap di Kepulauan Barat.

Manus adalah bagian dari wilayah yang diduduki Jerman pada 1884. Jerman mengembangkan perkebunan kelapa di banyak pulau. Mereka juga membawa penyakit disentri dan penyakit lainnya yang membunuh banyak orang di pulau-pulau tersebut. Gereja Lutheran mendirikan misi pada tahun 1914, Katolik memulai misi pada tahun 1920, dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di tahun 1930-an. Tentara Jepang mengambil alih Manus tanpa perlawanan yang berrarti pada bulan April 1942. Desa-desa Manus menderita kerusakan berat ketika pasukan sekutu merebut kembali pulau Manus setelah pertempuran selama 6 minggu pada awal 1944.

 

17. NEW IRELAND

 

 

Irlandia Baru memiliki 149 pulau-pulau yang tersebar seluas lebih dari 230000 km2. Provinsi Irlandia Baru merupakan eksportir terkemuka kayu dan kopra. Tuna dan emas juga merupakan sumber daya penting lainnya. Lihir memiliki salah satu tambang emas terbesar di dunia. Emas juga telah ditemukan di pulau-pulau terdekat dari Irlandia Baru.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 86 741 warga dan 258 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 9600 km persegi.

3)      Anggota parlemen: 3.

4)      Kantor Pusat: Kavieng.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Kavieng; 23 937; Tigak, Nalik, Kara.

b)      Konos; 13 508; Madak, Tabar, Notsi.

c)      Lihir; HQ di Potzlaka; 6805; Lihir.

d)     Mussau Emira; HQ di Palakau; 3234; Emira-Mussau.

e)      Namatanai; 26 925; Tangga, Patpatar.

f)       Hanover Baru, hq di Taskul; 12 332; Tungak.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya orang-orang telah tinggal di Irlandia baru setidaknya 30000 tahun yang lalu. Pemikiran ini didasarkan pada penemuan tempat tinggal dari batu di Namatanai. Terdapat pula bukti perdagangan 12000 tahun yang lalu. Tembikar Lapita yang berusia 3700 tahun telah ditemukan di Eloaua, dekat Mussau.

Metodis memulai sebuah misi di Kalili pada tahun 1875. Pada 1870-an, banyak penduduk Irlandia baru dipekerjakan pada perkebunan di Queensland dan Samoa. Pada waktu di bawah kekuasaan Jerman (1884-1914), kebanyakan orang Gunung diwajibkan untuk pindah ke pantai. Pada awal 1900-an, Jerman membangun jalan besar pertama di Papua Nugini (Jalan Raya Boluminski), untuk menghubungkan perkebunan di pesisir timur dengan Kavieng, satu-satunya pelabuhan yang layak. Misi-misi Katolik mulai menjalankan misi pada tahun 1901.

Tentara Jepang merebut Kavieng pada 23 Januari 1942, awal Perang Dunia II. Mereka menjadikan daerah Kavieng sebagai pelabuhan utama dan pangkalan pesawat. Pengeboman yang dilakukan oleh Sekutu membunuh banyak penduduk seperti halnya yang dilakukan oleh Jepang. Tapi sekutu tidak pernah menyerbu Kavien. Sekutu menerima pernyataan menyerah dari Jepang di Namatanai pada tanggal 19 September 1945.

 

 

18. EAST NEW BRITAIN

 

 

Britania Timur Baru terkenal akan produksi kopra, kakao, dan menguasai produksi kayu. Produksi tersebut sempat terganggu oleh letusan gunung berapi yang merusak pusat perdagangan Rabaul, pada September 1994. Gangguan tersebut hanya berefek sementara. Semenanjung Gazelle kaya akan tanah vulkanis. Namun, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ketegangan sosial. Distrik Pomio di bagian selatan provinsi merupakan daerah terbelakang. Pemerintah provinsi mengembangkan jalan dan perumahan. Namun, banyak orang Pomio ingin membentuk provinsi terpisah.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 184 364 warga dan 1095 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 15 500 km persegi.

3)      Anggota parlemen: 5.

4)      Kantor Pusat: Rabaul.

5)      Kabupaten; penduduk warga negara; dan bahasa utama:

a)      Kokopo; 46696; Kuanua Baining.

b)      Pomio; 28 870; Mengen, Mamusi, Kol, Baining.

c)      Rabaul; 108 798; Kuanua, Duke of York, Baining.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya bahwa orang-orang telah menetap di Britania Timur Baru setidaknya 12000 tahun yang lalu. Perdagangan terjadi setidaknya 2500 tahun yang lalu. Orang-Orang Tolais, yang terdiri dari 2/3 dari penduduk Britania Timur Baru telah menyerbu Semenanjung Gazelle dari Irlandia Baru beberapa ratus tahun yang lalu. Mereka mendorong orang-orang Baining dan Sulka ke pegunungan.

Bangsa Jerman mulai membangun pemukiman permanen orang Eropa di Britania Timur Baru dengan pusat perdangangan kopra di Mioko, Pulau Duke of York, pada tahun 1874, dan di Pulau Matupit, Teluk Blanche, pada tahun 1876. George Brown memulai misi Methodist di Port Hunter, Duke of Yorks, pada tahun 1875. Imam-imam Katolik mulai bekerja di pantai utara Rabaul pada tahun 1882. Pada tahun 1883, kebun kelapa ekspatriat yang pertama didirikan di Kokopo dan Katolik memulai misi Vunapope. Kokopo adalah markas Jerman Nugini Baru dari 1899-1910, ketika kota baru dan markas besar dibangun di Rabaul karena pelabuhannya yang lebih baik. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mulai misi pada tahun 1929. Pada Mei 1937, gunung berapi Vulcan di Rabaul dan gunung berapi Tavurvur meletus hebat. Batu dan abu membunuh 507 orang dan menyebabkan banyak kerusakan.

Pasukan Jepang menguasai Rabaul pada 23 Januari 1942 dan menjadikannya sebagai basis utama mereka untuk Pasifik Selatan selama Perang Dunia II. Pasukan Sekutu mengebom secara bertubi-tubi wilayah Rabaul, tetapi tidak mencoba untuk merebut kembali Rabaul. Jepang menyerah pada bulan September 1945.

Pada tahun 1966, Britania Baru dibagi menjadi distrik Britania Timur dan Barat. Pada tahun 1984, banyak orang meninggalkan Rabaul dan perusahaan-perusahaan ditutup setelah serangkaian gempa bumi dan peringatan oleh para ilmuwan bahwa letusan gunung berapi mungkin akan terjadi. Letusan baru gunung berapi Tavurvur dan Vulcan pada September 1994 menewaskan 5 orang dan memaksa lebih dari 50000 orang untuk meninggalkan rumah mereka.

 

19. WEST NEW BRITAIN

 

 

Britania Barat Baru adalah provinsi di Papua Nugini yang memiliki gunung berapi, perkebunan kelapa sawit, dan pusat kayu. Provinsi ini juga terkenal akan produksi kopranya. Provinsi ini memiliki 5 Gunung berapi aktif dan 16 kawah yang tidak aktif atau mati. Banyak orang datang ke Britania Barat Baru sebagai buruh perkebunan atau penduduk liar pada perkebunan kelapa sawit. Seperempat dari populasi di provinsi ini lahir di luar provinsi. Konflik terjadi antara penduduk liar dan penduduk desa. Pemerintah Provinsi mengumumkan rencana untuk memulangkan 4800 penduduk liar dan penduduk desa. Britania Barat Baru juga memiliki tingkat kelahiran yang tinggi yang menyebabkan lahan menjadi semakin sempit dan menyebabkan konflik antar-suku di beberapa daerah.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 129 664 warga dan 526 ekspatriat.

2)      Luas tanah: 24 575 km persegi.

3)      Anggota parlemen: 3.

4)      Kantor Pusat: Kimbe.

5)      Kabupaten; warga negara; bahasa utama:

a)      Bialla; 25 720; Nakanai, Melamela.

b)      Gloucester; 12 009; Kaliai, Mok-Aria-Bibling, Kilenge.

c)      Kandrian; 21 630; Arawe, Moewehafen, Pulie, Rauto.

d)     Kimbe; 70 305; Bali-Witu, Bola, Kove-Kaliai, Mok Aria.

 

  1. Sejarah

Para ilmuwan percaya ‘mokmok’, uang tradisional rakyat Kaulong pedalaman telah digunakan sejak 20000 tahun yang lalu. Kaca Vulkanik dari Talasea diperdagangkan 12000 tahun lalu. Kaca Vulkanik dan Tembikar Lapita telah diperdagangkan ke Samoa dan Borneo 4000 tahun yang lalu. Terdapat bukti aktivitas manusia sejak 10000 tahun yang lalu di gua Misisil.

Britania Barat Baru menjadi sebuah distrik administratif yang terpisah pada tahun 1966, setelah 80 tahun di bawah pemerintahan kolonial Jerman dan Australia dari Rabaul. Pengembangan kecil terjadi selama masa kolonial, kecuali tersebarnya pengembangan perkebunan kelapa. Katolik memulai misi di awal 1900-an.

Tentara Jepang mengambil alih semua Britania Baru pada Januari 1942, awal Perang Dunia II. Pasukan sekutu menyerang Arawe dan Teluk Gloucester pada Desember 1943. Mereka menguasai sebagian besar wilayah Britania Barat Baru ketika Jepang menyerah kalah pada bulan September 1945.

Pada 1960-an, pemerintah membeli kawasan tanah subur yang luas, yang tidak terpakai antara Semenanjung Willaumez dan Teluk Open, untuk pengembangan pemukiman dan pertanian. Pada bulan Mei 1985, gempa bumi menyebabkan kerugian sebesar lebih dari K1 juta dekat Bialla.

 

20. NORTH SOLOMONS

 

 

Solomon Utara merupakan provinsi di Papua Nugini yang memiliki ekonomi paling produktif dan salah satu provinsi yang memiliki pemerintahan dan sistem pendidikan yang paling efektif sebelum terjadi pemberontakan yang menuntut pemisahan diri dari Papua Nugini pada tahun 1989. Program-program pemulihan sejak 1991 ditujukan untuk memperbaiki kondisi Provinsi Solomon Utara kembali seperti sedia kala. Pada tahun 1992 Solomon Utara menduduki peringkat kedua dalam ekspor kakao dan kelima dalam kopra. Sebelum mengalami peristiwa pemberontakan, provinsi ini menduduki peringkat pertama dalam ekspor kakao dan yang kedua dalam kopra. Tambang tembaga/emas yang besar di Panguna memiliki cadangan bijih yang cukup untuk dapat dibuka kembali pasca pemberontakan.

 

  1. Ringkasan

1)      Populasi: 154 000 (perkiraan).

2)      Luas tanah: 9300 km persegi.

3)      Anggota parlemen: 4

4)      Kantor Pusat: Arawa

5)      Distrik; warga negara; bahasa utama:

a)      Buin; 45 048 (perkiraan); Buin, Siwai, Nagovisi, Banoni.

b)      Buka, hq Buka; 713 50 (perkiraan); Halia, Teop, Solos, Nehen.

c)      Kieta; 58 239 (perkiraan); Nasioi, Rotokas, Eivo.

 

  1. Sejarah

Penemuan-penemuan terbaru menunjukkan bahwa orang-orang telah tinggal di Buka setidaknya 28000 tahun yang lalu. Perusahaan Jerman Nugini Baru (The German New Guinea Company) mulai berdagang dengan orang-orang Solomon Utara di tahun 1800-an. Perusahaan Jerman tersebut merekrut laki-laki untuk bekerja di perkebunan. Katolik (Marists) memulai sebuah misi di Kieta pada tahun 1901. Metodis memulai misinya di Siwai pada tahun 1920 dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Lavelai pada tahun 1924.

Tentara Jepang mengambil alih Solomon Utara awal tahun 1942, pada awal Perang Dunia II. Pasukan Amerika merebut kembali Torokina pada 1 November 1943. Mereka menggunakannya sebagai sebuah pangkalan udara untuk mengebom markas Jepang di Rabaul.

North Solomon adalah pusat dari pergerakan untuk melepaskan diri dari kendali Australia di tahun 1960-an dan awal 1970-an. Pergerakan-pergerakan ini muncul akibat perselisihan atas penggunaan tanah untuk Perusahaan Tambang Bouganiville (BCL: Bougainville Copper Limited) di Panguna dan menuntut agar pemilik tanah mendapat kompensasi yang sepadan atas aktivitas pertambangan di tanah mereka.

Pada tahun 1974, pemimpin Solomon Utara memenangkan hak untuk mengatur pemerintah provinsi yang akan berbagi keuntungan tambang dengan pemilik tanah. Pada tahun 1975, ancaman pemisahan lain muncul setelah Dewan Majelis gagal untuk membuat pemerintah provinsi menjadi bagian dari Konstitusi Papua Nugini. Pada 1 September (hanya dalam tempo 2 minggu sebelum kemerdekaan), pemberontak mengangkat bendera Republik Solomon Utara di Kieta.

Antara 1972 dan 1989, Pertambangan Panguna berkontribusi sebesar K1.000.000.000 dalam pajak dan deviden kepada pemerintah nasional. Pendapatan ini memberikan Provinsi Solomon Utara tingkat upah tinggi dan membuka banyak pekerjaan lain di industri jasa. Namun, pemilik tanah Panguna tetap marah atas gangguan yang disebabkan oleh tambang dan pembagian keuntungan untuk mereka yang relatif kecil (K23000000).

Pemberontakan yang dipimpin oleh Francis Ona melancarkan kampanye sabotase dan pembunuhan, yang memaksa BCL untuk menutup tambang pada 15 Mei 1989. Ona menuntut pemisahan dari Papua Nugini, penutupan tambang secara permanen, dan kompensasi sebesar K1000000000. Tindakannya didukung oleh beberapa pemimpin gereja dan ekspatriat yang kritis terhadap kerusakan lingkungan dan gangguan sosial yang disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan tersebut. Tentara Revolusioner Bougainville (BRA: Bougainville Revolution Army) menarik dukungan dari luar area pertambangan. Pada bulan Juni 1989 pemerintah Papua Nugini mengirim tentara untuk melawan para pemberontak. Gencatan senjata ditandatangani oleh pemerintah dan BRA pada bulan Maret 1990. Semua polisi, tentara, dan pejabat pemerintahan ditarik dari Buka dan Bougainville. BRA menyatakan kemerdekaan dan pembentukan Republik Meekamui pada 17 Mei 1990. Bangsa-bangsa lain tidak mengakui republik ini. Pasukan pemerintah mendarat di Buka pada tanggal 13 September 1990 atas permintaan kepala adat setempat. Mereka melakukan pendaratan di Bougainville pada 13 April 1991. Pejuang perlawanan sukarelawan membantu pasukan pemerintah. Warga desa melarikan diri dari daerah-daerah yang dikuasai BRA untuk mencari keamanan dan penampungan di pemerintah pusat. Puncaknya, 60 000 orang (lebih dari sepertiga dari penduduk) tinggal di pusat.

Program pemulihan dipimpin oleh Sam Tulo, mantan Perdana Menteri Papua Nugini. Prioritasnya adalah pembentukan kembali hukum dan ketertiban, merawat orang-orang terlantar (tetap 33000 pada awal 1994), membangun sekolah, meningkatkan perawatan kesehatan, dan pembangunan kembali jalan, bandara dan infrastruktur lainnya. Bank Pembangunan Daerah (Rural Development Bank) menawarkan skema kredit khusus untuk mendorong bisnis baru.

 

  1. KONDISI PAPUA NUGINI PASCA KEMERDEKAAN

            Saat Papua Nugini hendak mencapai kemerdekaan, peralatan perang ditinggalkan dan diletakkan untuk digunakan dalam mengembangkan Papua Nugini. Bahkan hingga saat ini masih terlihat banyak Pondok dari Perang Dunia II masih berdiri. Namun, dampak utama perang terbukti sosial dan politik. Masuknya ekspatriat ke Papua Nugini, terutama Australia, memicu pertumbuhan ekonomi yang cepat. Ekspatriat tumbuh dari sekitar 6.000 hingga mencapai lebih dari 50.000 pada tahun 1971. Kolonialisme tidak populer di tahun 1950-an dan 1960-an dan Australia didesak untuk mempersiapkan Papua Nugini menuju kemerdekaan. Misi PBB mengunjungi Papua Nuginipada tahun 1962 dan menekankan bahwa jika orang tidak mendorong untuk kemerdekaan, maka Australia yang harusbertanggung jawab untuk melakukannya. Kebijakan Australia untuk memperkuat pendidikan dan melek huruf bertujuan untuk menciptakan kelompok sosial yang berpendidikan yang dapat menjalankan pemerintahan. [3]

            Pada tahun 1964, Dewan Majelis dengan 64 anggota dibentuk. Pemerintahan mandiri mulai diberlakukan pada tahun 1973, diikuti oleh kemerdekaan penuh pada 16 September 1975.

            Hukum dan ketertiban di Papua Nugini tidak menjadi masalah serius sampai 1990-an, hingga pengusaha mineral Papua Nugini mulai mengembangkan operasi pertambangan skala besar. Hal ini cepat menjadi kontributor terbesar kepada ekonomi, tetapi juga menjadi beban sosial, lingkungan, dan politik. Pada 1980-an dan 90-an, kegiatan pertambangan yang dilakukan mengakibatkan kerusakan berat. Perusahaan raksasa tambang emas dan tembaga, Ok Tedi,meracuni sungai Fly (Fly River), dan kemudian konflik ditambang tembaga Panguna di Pulau Bougainville berubah menjadi peperangan. Pemimpin pemberontak Francis Ona dan Tentara Revolusioner Bougainville (BRA) berjuang untuk melepaskan diri dari Papua Nugini. [4]

            Aktivitas penambangan tembaga di Bougainville sendiri mulai mengundang kontroversi ketika menjelang akhir dekade 1960-an, para penduduk asli Bougainville mengeluhkan bahwa mereka tidak mendapatkan kompensasi yang sepadan dari aktivitas penambangan tembaga di tanah mereka. Para pekerja tambang yang berasal dari golongan penduduk asli Bougainville juga mengaku bahwa mereka mendapat upah lebih rendah ketimbang pekerja non-Bougainville dan hanya diberi fasilitas seadanya. Selain masalah kompensasi dan upah, perusahaan Bougainville Copper Limited (BCL) juga dituduh melakukan perusakan lingkungan dengan membuang limbah pertambangan ke sungai-sungai yang digunakan penduduk.

            Keluhan dari penduduk Bougainville tersebut lantas diproses oleh Pengadilan Tinggi Australia mengingat pada periode tersebut, Papua Nugini termasuk Bougainville, masih berstatus sebagai bagian dari wilayah Australia. Hasilnya, Pengadilan Tinggi Australia pun memutuskan bahwa para penduduk lokal Bougainville memang mendapatkan kompensasi yang tidak sepadan. Kendati demikian, status Papua Nugini yang dianggap sebagai wilayah seberang lautan Australia membuat keputusan pengadilan tersebut sifatnya tidak mengikat sehingga masalah kompensasi untuk penduduk lokal Bougainville tetap terkatung-katung.

            Konflik Bougainville sangat merepotkan Papua Nuginiselama bertahun-tahun. Sejak tahun 1988 pemerintah Papua Nugini tidak berhasil menumpas pemberontakanseparatis Bougainville. Tentara Revolusioner Bougainville (BRA) yang menantang militer Papua Nugini hanya dengan busur dan panah itu sangatmenguasai medan. Tak heran jika mereka mampu bertahan dari gempuranmiliter Papua Nugini bersenjata lengkap selama 9 tahun sampai sekarang.

            Pada tahun 1996 Pemerintah Sir Julius Chan mempekerjakan tentara bayaran untuk mencoba menghancurkan pemberontakan di Bougainville. Akhirnya yang dipilih adalah konsultan militer Sandline International (SI), anakperusahaan dari Executive Outcomes (EO). EO adalah perusahaan yangmenjual jasa dan kekuatan militer. Meski terdaftar di London, perusahaan tersebut berpangkal di Afrika Selatan dan juga seringberoperasi di negara-negara Afrika. Dengan cepat mereka bias diterjunkan ke kancah konflik di negara mana pun. Keputusan menyewa jasa tentara bayaran Sandline International (SI), merupakan jalan keluar yang diambil menyusul kekalahan terus menerus tentara Papua Nugini dalam menumpas pemberontakan di Pulau Bougainville.Apa yang dilakukan Sir Julius Chan justru menimbulkanreaksi keras dari dunia internasional dan memaksa Sir Julius Chan untukmencari solusi damai melalui perundingan yang ditengahi oleh Selandia Baru dan Australia.

            Konflik separatisme di Bougainville berlangsung selama sekitar 10 tahun di mana konflik tersebut mengakibatkan korban tewas sebanyak 20.000 jiwa& kerugian material mencapai 2,5 milyar dollar AS.

            Pada bulan Maret 2002 pemerintah Papua Nugini mengesahkan undang-undang yang berisi pemberian otonomi dan perjanjian damai (Bougainville Peace Agreement) dengan penduduk Bougainville, serta menjamin suatu referendum untuk kemerdekaan penduduk Bougainville pada tahun 2020. Pemerintah otonom Bougainville dilantik pada tanggal 15 Juni 2005 dengan Joseph Kabui sebagai Presiden. [5]

     Kesepakatan damai antara Papua Nugini dan penduduk Bougainville sendiri sebenarnya tidak diterima oleh semua pihak. Francis Ona selaku pendiri kelompok Tentara Revolusioner Bougenville (BRA) contohnya, saat terjadi perundingan damai memilih untuk tidak datang sehingga ia enggan mengakui isi perjanjian damai tersebut hingga sekarang. Para milisi pengikutnya juga masih menguasai separuh Pulau Bougainville hingga sekarang. Untungnya, Ona sendiri memilih tetap bersikap pasif sehingga kondisi Pulau Bougainville tetap kondusif hingga Ona menghembuskan napas terakhirnya 24 Juli 2006.

  1. KONDISI PAPUA NUGINI SAAT INI
  1. Politik

Papua Nugini adalah anggota Negara-Negara Persemakmuran, dan Ratu Elizabeth II adalah kepala negaranya. Sudah diharapkan oleh konvensi konstitusional, yang menyiapkan rancangan konstitusi, dan oleh Australia, bahwa Papua Nugini akan memilih untuk tidak mempertahankan hubungan dengan monarki Inggris. Bagaimanapun, para pendirinya menganggap bahwa kaum terhormat kerajaan menganggap bahwa negara yang baru merdeka tidak akan mampu berbicara dengan murni melalui sistem kerajaan pribumi sehingga sistem monarki Inggris dipertahankan. Sang Ratu diwakili oleh Gubernur Jenderal Papua Nugini, saat ini Paulias Matane. Papua Nugini dan Kepulauan Solomon adalah dua entitas negara yang tidak biasa di antara Negara-Negara Persemakmuran, yakni bahwa Gubernur Jenderal secara efektif dipilih oleh badan legislatif bukan oleh cabang eksekutif, seperti di beberapa negara demokrasi parlementer.

Pada pemilihan umum yang dilaksanakan pada Juni dan Juli 2007, Perdana Menteri yang sedang menjabat Sir Michael Somare dari partai Aliansi Nasional memenangkan kursi terbanyak (27 dari 109). Pada pendudukan pertamanya, 13 Agustus, parlemen baru memilih Sir Michael sebagai Perdana menteri. Aliansi Nasional memimpin koalisi yang mencakup People’s Action Party, United Resources Party, Pangu Pati, People’s National Congress, People’s Democratic Movement dan beberapa partai kecil. Partai oposisi mencakupi Perdana Menteri Sir Mekere Morauta (Partai PNG), Sir Julius Chan (People’s Progress Party) dan Bart Philemon (New Generation Party).

Sir Michael mengumumkan dewan eksekutif nasionalnya (cabinet) pada tangga 29 Agustus 2007. Periode 18 bulan perpanjangan selama pemerintahan Somare bebas dari akhir mosi tidak percaya pada 13 Februari 2009.Pada juli 2010, Mahkamah Agung PNG mengatur bahwa bagian dari OLIPAC invalid secara konstitusional, termasuk persyaratan yang mengharuskan MPs untuk memilih sepanjang garis partai dalam hal keuangan dan mosi tidak percaya. Peraturannya juga membebaskan MPs untuk berhenti atau mengganti partai politik, sesuatu yang sebelumnya dilarang dibawah hukum itu.

  1. Ekonomi

Papua Nugini kaya akan sumber daya alam, tetapi eksploitasinya terkendala oleh rupa buminya yang rumit, tingginya biaya pembangunan infrastruktur, persoalan perundang-undangan yang serius, dan sistem status pertanahan yang membuat upaya pengenalan pemilik tanah untuk tujuan negosiasi perjanjian terhadapnya tetap saja menyisakan masalah. Pertanian memberikan penghidupan yang penting bagi 85% penduduk. Cadangan mineral, meliputi minyak bumi, tembaga, dan emas, menyumbangkan 72% perolehan ekspor. Negara ini juga memiliki industri kopi yang cukup bernilai. emas, bijih tembaga, minyak mentah dan gas alam, kayu, ikan, minyak sawit, teh, karet dan batang kayu. Apabila dirincikan, untuk produk kehutanan menyumbang 4% GDP, kelautan 1% GDP, pertanian sebesar 13% GDP dengan produk utama kopi, bijih cokelat, kelapa, minyak, kayu, teh dan vanilla, industry menyumbang 25% GDP: dengan sektor utama pada penghancuran kopra, proses pembuatan minyak, produksi tripleks, produksi kayu, pertambangan emas, perak dan tembaga; konstruksi, turis, produksi minyak mentah, produksi penyulingan minyak tanah, sedangkan mineral dan minyak yang paling banyak untuk GDP sebesar 82%.

Dalam perdagangan khususnya ekspor impor, PNG memiliki jumlah ekspor yang lebih besar daripada impornya. Komoditas yang diekspor berupa emas, bijih tembaga, minyak kayu, minyak kelapa sawit, dan kopi. Pasarnya berada di Australia, Jepang, Filipina, Jerman, Korea Selatan, Cina, USA, UK, Singapura, dan Malaysia. Sedangkan Impor berupa mesin dan perlengkapan transportasi, kendaraan, barang-barang manufaktur, makanan, bahan bakar minyak, dan kimia. Supply terbesar dari Australia, USA, Singapore, Jepang, Cina, New Zealand, Malaysia, Hong Kong, Indonesia dan UK.

Dalam hal pengelolaan mineral, kayu dan sektor perikanan dikuasai oleh investor asing. Pendapatan pemerintah bergantung pada ekspor mineral dan minyak. Pemilik lahan asli dari sumber kedua komoditas ini juga mendapat pendapatan dari setiap operasi yang dilakukan. Saat ini komoditas itu dikuasai oleh Exxon mobil dan Interoil dari Amerika Serikat.Sedangkan sekitar 75% populasi menggantungkan dirinya pada sector pertanian. Deforestasi mewarnai sector ini dikarenakan tidak adanya regulasi yang jelas dalam peraturan pembukaan lahan. Dalam sector perikanan, PNG memiliki industry tuna yang aktif, akan tetapi penangkapannya dilakukan oleh kapal bangsa lain dibawah lisensi PNG.Australia, Singapura dan Jepang adalah eskporter utama pada Papua New Guinea. Mesin, minyak, pertambangan dan penerbangan adalah ekspor kuat Amerika kepada Papua New Guinea.

Saat ini Exxon Mobil menguasai mayoritas dari cadangan gas alam dan pembangunan fasilitasnya. Menyusul Interoil Amerika yang mengoperasikan kilang minyak di Port Moresby dan telah menandatangani perjanjian dengan Korporasi Energi Dunia untuk membangun proyek LNG (Liquefied Natural Gas) kedua pada PNG. Dan saat ini Cina tengah gencar dalam proyek pengembangan tambang nikel di PNG.Dalam hal hubungan kerjasama multilateral dalam bidang ekonomi, PNG telah bergabung dalam APEC (Asean Pasific Economic Forum) sejak tahun 1993, kemudian masuk dalam WTO tahun 1996, juga sebagai observer di ASEAN dan anggota ARF, juga tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG).Sumber bantuan mayor lainnya kepada PNG adalah Japan, Uni Eropa, China, Taiwan, PBB, ADB, IMF, dan WB. Beberapa volunteer dari sejumlah negara dan misi pekerja gereja menyediakan pendidikan, kesehatan, dan pemberian bantuan pembangunan negara. Bantuan asing kepada PNG sekitar $46 per capita. Dana U.S $1.5 juta per tahun digunakan untuk proyek HIV/AIDS di PNG.

Perekonomian PNG ini jika dilihat secara seksama, terdiri dari sektor formal, sektor berbasis hukum dan sector informal. Sektor formal mengarah pada industri yang menyediakan basis pekerjaan yang sempit, terdiri dari pekerja kontrakkan dalam produksi mineral, sektor manufaktur yang relatif kecil, lapangan kerja yang kecil dalam sektor keuangan, sektor publik dan industri jasa, konstruksi serta transportasi.Jika dibandingkan dengan Negara Pasifik lainnya, PNG masih memiliki posisi ekonomi yang kuat, dengan jumlah simpanan yang banyak dan bertambah selama ledakan komoditas terjadi sebagai penyangga keuangan selama Krisis Ekonomi Global (Global Economic Crisis), dan sektor keuangan relatif terlindungi dari kegentingan kredit global.Pertumbuhan ekonomi di PNG diperkirakan kuat pada tahun 2010, dengan kontribusi dari sector domestic dan eksternal. Berdasarkan perkiraan Departemen keuangan, tahun 2010 pertumbuhan ekonomi akan naik mencapai 7.5% diatas estimasi tahun 2009 sebesar 5.5%.Inflasi turun pada tahun 2010 mendekati 5 %. Dengan itu, Departemen Keuangan dan Bank di PNG lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang akan meungkinkan inflasi kembali meningkat. Resiko terhadap perekonomian kemungkinan berasal dari LNG dan pertumbuhan sektor mineral. Pendapatan Pemerintah PNG mudah terkena imbas karena sangat tergantung pada perubahan peningkatan dari harga global untuk emas, tembaga dan minyak. Exxon Mobil, membawa proyek LNG pada kesempatan peningkatan pertumbuhan ekonomi bagi PNG dan diperkirakan dapat berkontribusi dalam meningkatkan 15-20% GDP. Australia dan PNG memiliki kesepakatan untuk membangun keefektifan, transparansi dari proyek pendapatan Negara didalam pemerintahan, dan pemerintah Australia telah memberikan pinjaman sebesar USD 500 juta untuk mendukung partisipasi Australia dalam pengembangan proyek tersebut. Hubungan Australia dan Papua New Guinea sangat dekat, ditandai dengan bantuan Australia untuk mewujudkan Kesejahteraan Keuangan Berdaulat untuk mengatur pendapatan secara efektif.

Mantan Perdana Menteri Sir Mekere Morauta berupaya untuk meletakkan kembali kesatuan perlembagaan negara, memantapkan mata uang kina, meletakkan kembali kemantapan anggaran nasional, memprivatisasi perusahaan-perusahaan umum yang dirasa cocok, dan memastikan kelestarian perdamaian Bougainville setelah tercapainya perjanjian 1997 yang mengakhiri ketegangan kaum separatis Bougainville. Pemerintah Morauta mencapai kejayaan ketika menarik dukungan internasional, khususnya mendapat dukungan dari IMF dan Bank Dunia demi mengamankan pinjaman bantuan pembangunan. Tantangan yang cukup hebat dihadapi oleh Perdana Menteri Sir Michael Somare, termasuk upaya memperkuat kepercayaan penanam modal, melanjutkan upaya privatisasi aset-aset pemerintah, dan memelihara dukungan dari anggota Parlemen.

Pada Maret 2006, Komisi PBB untuk Kebijakan Pembangunan menyeru agar status Papua Nugini sebagai negara berkembang diturunkan menjadi negara terbelakang karena kemandekan sosial dan ekonomi yang mulur. Tetapi, sebuah penilaian yang dilakukan IMF pada penghujung 2008 menemukan bahwa “paduan antara kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, dan tingginya harga ekspor barang tambang dunia, telah mendukung mengambangnya pertumbuhan ekonomi dan memantapnya ekonomi makro terbaru Papua Nugini. Pertumbuhan PDB sejati, pada lebih dari 6% di tahun 2007, berlandasan luas dan diharapkan terus menguat pada 2008.”

  1. Kesehatan

Papua Nugini memiliki insiden HIV dan AIDS tertinggi di kawasan Pasifik dan merupakan negara keempat di Asia Pasifik yang memenuhi kriteria wabah HIV/AIDS yang diperumum. Rendahnya kepedulian terhadap HIV/AIDS adalah masalah pokok, khususnya di pedesaan. Pada awal dasawarsa 2000-an, hanya ada 5 dokter per 100.000 penduduk.

 

  1. Pendidikan

Masih banyak penduduk di negara ini yang belum melek aksara.Particularly women are affected. Ada banyak lembaga pendidikan di negara ini yang dikelola oleh gereja. Ini termasuk 500 sekolah Gereja Luther Injil Papua Nugini. Papua Nugini punya enam universitas yang terpisah dari lembaga-lembaga pendidikan tersier lainnya. Dua universitas yang didirikan adalah Universitas Papua Nugini yang berbasis di Distrik Ibukota Nasional dan Universitas Teknologi Papua Nugini yang berbasis di luar Lae, di Provinsi Morobe.

Empat universitas lainnya yang dulunya disebut college, didirikan baru-baru ini setelah memperoleh pengakuan pemerintah. Universitas tersebut adalah Universitas Goroka di Provinsi Pegunungan Timur, Universitas Firman Tuhan (dijalankan oleh Gereja Katolik) di Provinsi Madang, Universitas Pertanian Vudal di Provinsi Britania Baru Timur, dan Universitas Advent Pasifik (dijalankan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) di Distrik Ibukota Nasional.

  1. Sosial Budaya

Penduduk di Papua New Guinea merupakan salah satu yang heterogen di dunia. Pertumbuhan penduduk pertahun menurut data sejak tahun 2005-2010 sebesar 2.0%. Keberagaman bahasa juga ditemukan disana. Setiap desa yang dilewati masing-masing memiliki bahasa yang berbeda. Tapi pada umumnya ada 3 bahasa yang digunakan yakni Inggris, Tok Pisin dan Motu. Dan diperkirakan terdapat sekitar 860 bahasa lainnya. Penduduk asing terdiri dari 1 % populasi. Setengah dari mereka adalah Australia, China, dan UK, New Zealand, Filipina, India, dan USA. Mereka semua adalah misionaris. Sejak kemerdekaan, sekitar 900 penduduk asing telah menjadi penduduk naturalisasi. Dalam hal pendidikan, jumlah melek huruf di Papua New Guinea terbilang cukup besar. Diperkirakan sekitar 49.3%.

Papua New Guinea memiliki beberapa ribu komunitas yang terpisah, yang berbeda bahasa, adat dan tradisinya masing-masing. Kemajemukan ini terkadang menjadi sumber konflik disana.Meskipun kebudayaannya bervariasi secara lebar, struktur sosial PNG pada umumnya termasuk karakter dibawah ini:

  1. Pertalian keluarga yang sangat kuat dan mengikat,
  2. Hubungan yang sederajat berdasarkan status yang diperoleh sendiri,
  3. Cinta yang begitu kuat terhadap tanahnya. Komunitas tradisional tidak mengakui transfer permanen atas kepemilikan ketika tanah dijual,
  4. Tanah dan barang kepemilikan lainnya di beberapa budaya bisa diwariskan pada perempuan. Tapi pada umumnya, perempuan diperlakukan rendah. Kekerasan gender menjadi endemic.
  5. Pola dan frekuensi aktivitas seksual (khususnya di area pedesaan) berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran HIV saat ini,
  6. Kebanyakan penduduk masih sangat taat dengan pola kehidupan tradisional mereka yang berakar kuat dalam kehidupan dipedesaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Papua New Guinea atau Papua Nugini adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Provinsi Papua di sebelah barat. Benua Australia di sebelah selatan dan negara-negara Oceania berbatasan di sebelah selatan, timur dan utara. Ibu kotanya, dan salah satu kota terbesarnya, adalahPort Moresby. Sejarah kolonisasi di Papua Nugini dimulai pada tahun 1884 dengan pembagian wilayan Papua Nugini menjadi dua yaitu Pemerintah Kekaisaran Jerman (German New Guinea) mengambil kepemilikan formal terhadap ¼ timur laut dan pulau-pulau yang berdekatan (termasuk Bougainville), sementara Protektorat Inggris (British New Guinea) mengklaim pesisis bagian selatan (area yang disebut Papua) dan pulau-pulau lainnya yang berdekatan.

Setelah Perang Dunia I, Australia diberi mandat untuk memerintah bekas Nugini Jerman oleh Liga Bangsa-Bangsa. Sebaliknya, Papua dianggap sebagai Wilayah Eksternal Persemakmuran Australia, meskipun secara hukum masih milik Britania, sebuah isu yang penting bagi sistem hukum negara itu pasca-kemerdekaan 1975. Perbedaan dalam status hukum memberikan arti bahwa Papua dan New Guinea memiliki pemerintah yang sepenuhnya terpisah, yang kedua-duanya dikendalikan oleh Australia. Kemerdekaan tanpa peperangan dari Australia, kekuatan metropolitan de facto, muncul pada 16 September 1975, dan tetap bertalian dekat (Australia masih menjadi penyumbang bantuan dipihak terbesar bagi Papua Nugini).

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Lynne Armitage. “Customary Land Tenure in Papua New Guinea: Status and Prospects”.

McKinnon, Rowan., Jean-Bernard Carillet. 2008.Papua New Guinea and Solomon Island 8th Edition. Australia: Lonely Planet.

Queensland University of Technology, pdf. dalam http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001043/00/armitage. Diakses pada   21april 2014.

http://andripradinata.blogspot.com/2011/05/papua-new-guinea.html

http://www.scribd.com/doc/147308333/Bentuk-Negara-Dan-Sistem-Pemerintahan-Negara-Kawasan-ASEAN-Akan-Secara-Singkat-Menyebutkan-Luas-Wilayah

http://republik-tawon.blogspot.com/2012/06/bougainville-pulau-indah-yang-dibakar.html. Diakses pada Sabtu, 12 April 2014, pukul 23.29 WIB.

Papua New Guinea

http://komunitaspecintasejarah.blogspot.com/2012/01/sejarah-papua-nugini-vanuatu-dan.html

 

[1] hq: headquarters (Kantor Pusat)

[2]K: Kina (Mata Uang Papua Nugini), (1K= 0.36 USD; Sumber: http://in.coinmill.com/PGK_calculator.html#PGK)

[3]RowanMc Kinnon dan Jean-Bernard Carillet, Papua New Guinea and Solomon Island 8th Edition (Australia: Lonely Planet, 2008),h. 29.

[4]Rowan Mc Kinnon dan Jean-Bernard Cariller, loc.cit

[5]Rowan Mc Kinnon dan Jean-Bernard Cariller, Ibid, h.31